Ternyata Hoax. Ramai Kisah Ibu Penjual Soto di Solo yang 'Sedekahkan' Dagangan di Hari Jumat.

Isu:
Beredar broadcast di grub-grub WhatsApp, grup Facebook, dan lain-lain. Ceritanya tentang ibu penjual soto berhati mulia bernama Bu Amir. Beliau menggratiskan dagangan khusus di hari Jumat. Dengan amalan inilah Ibu Amir bisa menguliahkan anaknya di ITB, UGM, dan UNS.

Kisah inspiratif ini menjadi viral. Berikut broadcastnya:

Maaf copas dr group sebelah Kisah nyata yang sangat inspiratif:

WAJIB DIBACA BAGI PARA PENGUSAHA KULINER dan NON PENGUSAHA

Bu AMIR penjual soto yosodipuran SOLO. Kisah ini disampaikan oleh Bu Das Salirawati, Dosen Hebat Univ. Negeri Yogyakarta. Dalam rangka perjalanan untuk pekerjaan ke Solo, suatu hari saya mampir makan di warung soto di Solo. Habis bubaran salat jum'at saya mampir ke warung soto itu, karena sangat ramai dikunjungi pelanggannya. Saya pikir soto ini pasti enak karena pengunjungnya sampai ke teras warung...

Suasananya rada aneh, ketika saya lihat sekeliling meja, banyak sekali abang-abang becak yang makan di sana. "Hemmm.. Pantesan rame, sotonya memang benar-benar enak!"

Ketika selesai makan dan mau membayar, Bu Amir pemilik warung soto itu melarang saya mengeluarkan uang. "Tidak usah bayar Dik, terima kasih atas kunjungannya.".. ..

Dengan penuh rasa heran saya bertanya alasannya kenapa gak mau dibayar? "Ini hari Jumat Dik, di sini tiap hari Jumat gratis!"

Masya Allah, terjawab sudah kenapa sebagian besar yang makan di warung ini tukang becak. Setengah bingung saya mencoba mendekat ke tempat Bu Amir duduk.

"Ibu, apa gak rugi jual soto seharian gak dapat uang?", tanya saya setengah menyelidik.

"Dik, dari hari Sabtu sampai hari Kamis kan alhamdulillah kami dikasih rejeki, dikasih untung sama Allah!!!

Kalau kami bersyukur dengan cara menggratiskan satu hari, untung kami masih sangat banyak untuk ukuran kami. Kalau mau jujur seharusnya kami memberikan hak kepada Allah minimal 30% !

Coba adik pikir, siapa yang menggerakkan hati pelanggan-pelanggan kami untuk datang kemari ?

"Kalau kami harus membayar salesman, berapa uang yang harus kami bayar?"

"Semoga dengan 1/7 bagian ini Allah ridho. Sebagian besar dari hasil usaha ini kami gunakan untuk membiayai 4 anak kami. Mereka kuliah semua Dik. Satu di kedokteran UGM, satu di Teknik Sipil ITB, yang 2 lagi di UNS sini. Kalau bukan karena pertolongan Allah, mana bisa usaha kami yang sekecil ini membiayai kuliah 4 orang!"

Bu Amir menjelaskan panjang lebar.

Jelegeeer.... !!! Saya seperti disambar petir.

Warung soto sekecil ini bisa membiayai anaknya 4 kuliah di Universitas Negeri semua! Bahkan malah masih bisa memberi makan kepada tukang-tukang becak dan semua orang yang berkunjung ke warungnya setiap HARI JUMAT, GRATIS lagi !!!

Saya gak kehilangan akal, untuk membayar rasa kagum dan rasa bersalah makan soto gratis, saya masuk Mall. Saya membeli dompet cantik buat hadiah Bu Amir.

Saya pikir, "Masa Bu Amir gak mau dikasih dompet secantik ini?"

Dalam waktu tidak sampai satu jam saya sudah kembali ke warungnya.

"Lho, kok balik lagi, ada yang ketinggalan Dik?", sapa Bu Amir heran.

"Mohon maaf Bu, ini hadiah dari saya tolong diterima. Anggap saja sebagai kenang-kenangan dari saya buat ibu yang telah memberi pelajaran hidup yang sangat berarti buat saya."

Dengan senyum tulus dan bicaranya halus Bu Amir menolak:

"Dik, terimakasih hadiahnya. Maaf, bukan ibu menolak. Ibu cukup pake dompet ini saja, kenang-kenangan dari suami ibu ketika beliau masih ada. Awet banget, tuh sampe sekarang masih bagus."

Bu Amir menepuk bahu saya.

"Bawa saja pulang dan hadiahkan buat ibumu. Percayalah, ibumu pasti senang dapat oleh-oleh dari Solo. Adik mampir di warung Ibu saja sudah merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai. Ibu senang, benar-benar senang sudah bisa ngobrol sama adik." Begitu kata Bu Amir sambil tersenyum.

Saya kehilangan akal dan hanya bisa pamit sambil menundukkan kepala....

CATATAN

Silakan coba sotonya di lokasi : Yosodipuro dekat museum Pers Solo. Jika beli soto di situ selain hari jum'at, kembaliannya jangan diterima. Ketika membayar dan diberi kembaliannya, katakanlah "nderek titip kagem sedekah Jumat bu".

Beliau akan berterima kasih & mendoakan kita nggak habis2nya. Aamiin... aamiin... aamiin...

Beliau mendoakan kita & Allah ridho akan doanya. Ibu tsb diparingi Gusti Allah SWT rejeki luar biasa krn rasa syukur & ikhlasnya

Sumber : Tasin TDc

Jika bermanfaat silahkan dishare ya:)⁠⁠⁠⁠


Investigasi:


Di laman Facebook, banyak yang berkomentar setelah membaca cerita itu. Rata-rata kagum. Tak sedikit yang penasaran dan bertanya-tanya, terutama warga Solo, di mana lokasi Bu Amir. Tak ada yang menjawab. 1-2 Pengguna facebook menyebut tidak ada Bu Amir di Yosodipuro, Solo.

Reporter detikcom di Yogyakarta, Sukma Indah Permana, menghubungi Das Salirawati yang disebut sebagai Dosen Hebat Univ. Negeri Yogyakarta. Das Salirawati memang benar dosen UNY dan mengajar di Jurusan Kimia. Dia mengaku tahu soal broadcast itu, tapi bukan dia yang menulis.

"Itu saya dapat (broadcast) dari teman. Saya mempostingnya ulang. Jadi, bukan saya yang ketemu langsung Bu Amir dan berdialog sebagaimana dalam cerita," kata Das Salirawati kepada detikcom.

"Tidak ada yang ketemu langsung Bu Amir," tambahnya.

Reporter detikcom di Solo, Muchus Budi R, mengecek ke kawasan Yosodipuro, dekat Museum Pers Solo. Lokasi tersebut memang ada, tapi saat ini tidak ada penjual soto bernama Bu Amir.

Broadcast itu benar disebar Das Salirawati, juga oleh banyak orang. Tapi kisahnya tidak nyata alias hoax. Kemungkinan hanya karangan seseorang dengan tujuan menyampaikan inspirasi kehidupan.
sumber:detik.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ternyata Hoax. Ramai Kisah Ibu Penjual Soto di Solo yang 'Sedekahkan' Dagangan di Hari Jumat. "

Posting Komentar

http://tribunnewsdetik.blogspot.com/2017/02/masya-allah-bocah-tanpa-kaki-ini-tawaf.html